TERBELAH
Bumi ibarat ibu yang mempunyai sifat welas asih dan penuh pengayoman;
Segenap anugerah-Nya dicurahkan sebagai tempat kehidupan;
Selayaknya anak yang penuh bakti menjauhi segala bentuk eksploitasi;
Dayagunakan seperlunya dengan diiringi rasa terimakasih mewujud menjaga alam tetap lestari;
Sikap manusia terhadap bumi menentukan nasib manusia sendiri;
Saat manusia merusak bumi menandakan ia ingin mengulang masa nenek moyang yang hancur lebur akibat bencana alam;
Manusia dapat memilih tindakan yang dipilih;
Sebab-akibat setiap tindakan akan membuahkan buahnya;
Membawa suka cita atau mengakibatkan kehancuran;
Sebelum mereka, kaum Nuh juga telah mendustakan (rasul), maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, “Dia orang gila!” Lalu diusirnya dengan ancaman. Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).” Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan.